Yusa Fachran Pengamat Politik dari Citra Institut mengatakan, skenario pemasangan Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dan Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar sebagai calon presiden dan wakil presiden punya dampak positif buat pemerintahan.
Dia bilang, kalau duet Ganjar-Airlangga terwujud dan memenangkan Pilpres 2024, maka akan memberi kepastian pada pemerintahan dalam jangka panjang.
“Kalau skenario memenangkan Pemilu 2024 dengan paket Ganjar dan Airlangga, itu bisa membantu pemerintahan lebih kuat. Skenario itu pilihan paling aman untuk PDI Perjuangan memenangkan eksekutif dan legislatif,” ujarnya di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Sinyal kerja sama PDIP dengan Golkar, sambung Yusa, terlihat pada pertemuan Puan Maharani Ketua DPP PDIP dengan Airlangga, akhir pekan lalu.
“PDIP membutuhkan Golkar. Dengan bergabungnya Golkar, pemerintahan ke depan akan lebih stabil dan kuat,” katanya.
Mengusung Ganjar sebagai capres ketimbang Puan, sambung Yusa, lebih realistis untuk memenangkan pemilihan presiden mendatang. Sedangkan Puan bisa ambil posisi sebagai Ketua Umum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri ibunya.
“Puan bisa mengambil tongkat estafet kepemimpinan Bu Mega di internal PDIP. Sehingga, Mbak Puan tidak kehilangan kapasitas kepemimpinan politik formalnya,” ungkap Yusa.
Sebelumnya, hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan duet Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto pasangan calon presiden-wakil presiden paling populer dengan dukungan 30 persen responden.
Hasil survei dukungan publik untuk Ganjar-Airlangga mengalahkan duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Ketua Umum Partai Demokrat dengan 22,8 persen, serta pasangan Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra dan Puan Maharani dengan 23,9 persen.
Sementara itu, Aditya Perdana Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting menilai ada peluang PDIP bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Menurut saya itu bukan suatu hal yang mustahil. Sangat bisa dilakukan,” terangnya.
Aditya mengungkapkan, opsi KIB mendukung Ganjar dalam Pilpres 2024 juga terbuka. KIB hanya perlu menyiapkan pendamping yang pas untuk Ganjar.
“Bisa jadi begitu, karena arahnya KIB sebenarnya mau mengusung Ganjar. Pertanyaannya, siapa cawapres yang dipersiapkan. Apakah dari tiga partai KIB? Yang paling memungkinkan memang Airlangga. Karena dari sisi elektabilitas relatif tinggi,” sebutnya.
Walau ada kemungkinan PDIP bergabung dengan KIB, Aditya melihat ada problem lain yang menarik yaitu penempatan Puan Maharani.
“Apakah memungkinkan terjadi koalisi PDIP bergabung dengan KIB? Saya menduga bisa demikian. Cuma problemnya Puan ditaruh di mana? Apakah Puan mau dijadikan Ketum PDIP? Apakah Bu Mega punya keinginan untuk lengser di masa-masa kritis menjelang Pemilu 2024?” tambahnya.
PDIP sebagai partai yang solid, kata Aditya, akan menunggu keputusan dari Megawati Soekarnoputri.
Dia yakin Megawati bisa memilih strategi untuk mempertahankan elektabilitas Ganjar sekaligus memperkuat posisi Puan. Kalau opsi itu dilakukan, PDIP punya peluang besar memenangkan Pemilu 2024.
“PDIP itu penentunya ada di Bu Mega. Menurut saya Bu Mega punya insting yang positif, elektabilitas Ganjar tetap dipegang, tapi di sisi lain posisi Puan diperkuat, kalau itu memang opsi yang mau didorong. Sehingga, orientasi untuk tetap menjadi pemenang pemenang pemilu masih bisa kelihatan, ketimbang kalau memaksakan Puan sebagai capres. Itu yang agak berat,” pungkasnya.(rid/ipg)